Keindahan Tersisa Kerajaan Kupu-kupu
22.33 |
KERAJAAN Kupu-kupu di kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung masih menyisakan keindahan untuk dinikmati sebagai objek wisata sekaligus wahana edukasi.
Objek wisata Bantimurung masih menjadi primadona bagi sebagian besar warga lokal maupun turis mancanegara ketika berlibur ke Sulawesi Selatan. Pesona kealamian alamnya membuat banyak orang yang menjadikannya tempat berlibur favorit.
Jaraknya hanya sekira 11 kilometer dari pusat kota Maros atau sekira 40 kilometer dari Makassar. Bantimurung terletak di antara hamparan petakan-petakan sawah yang indah dipandang mata, tebing-tebing curam yang terjal, kawasan taman nasional, serta hijaunya pegunungan yang elok, dan kupu-kupu yang beraneka ragam.
Pesona taman nasional Bantimurung tidak hanya air terjun yang sudah sangat terkenal itu. Keberadaan gua di pebukitan karst hingga keelokan kupu-kupu yang terbang gemulai daya tarik lain kawasan wisata Bantimurung.
Saat tiba di Taman Wisata Bantimurung, patung kupu-kupu langsung menyapa pengunjung. Di belakangnya, berdiri kokoh patung monyet. Kedua jenis binatang ini memang ciri khas Bantimurung. Hingga saat ini, monyet atau kera masih sering terlihat dari balik bukit.
Pengunjung memiliki banyak pilihan objek wisata saat berkunjung ke Bantimurung. Selain menikmati dingin dan segarnya air terjun, juga bisa berkunjung ke pusat penangkaran dan museum kupu-kupu. Koleksi kupu-kupunya sangat banyak, mulai dari yang memang hidup di Maros, hingga dari daerah maupun negara lain.
Salah seorang petugas museum kupu-kupu, Mulyadi mengatakan, koleksi kupu-kupu yang telah diperbarui dan dipajang sekitar 352 ekor yang terdiri dari 133 spesies. Jumlah keseluruhan sekitar 360 ekor.
Museum menyimpan sekitar 305 ekor kupu-kupu yang hidup berkembang di Maros. Selebihnya dari luar Maros. Namun, tidak semuanya terpajang, karena spesies dari luar Maros juga cukup banyak.
Kupu-kupu yang ditemukan di Maros di antaranya jenis Papilio Blumei Fruhstorferi yang ditemukan di Desa Laiya pada 1879 oleh peneliti bernama Rober. Jenis lain, Papilio Peranthus Insulicola dengan lokasi penemuan di Bantimurung.
Dari semua koleksi kupu-kupu di Sulsel, yang terbesar jenis Troides Hypolitus Cellularis yang ditemukan di Bantimurung tahun 1895 oleh Rothschild. Sementara kupu-kupu terkecil jenis Iraota Rochana serta jenis Arhopala Herkules yang berwarna ungu. Museum juga menyimpan kupu-kupu dari Amazon, Brazil. Salah satunya jenis Morpho Menelaus.
Secara kasat mata, pembedaan kupu-kupu betina dan jantan hanya dari bentuknya saja. "Kupu-kupu betina biasanya lebih besar, sedangkan jantan bentuknya kecil. Pada bagian ujung perut kupu-kupu betina biasanya tertutup sedangkan jantan terbelah," katanya.
Selain menikmati beragam koleksi kupu-kupu museum juga menyiapkan cinderamata berupa baju kaos bergambar kupu-kupu, gantungan kunci, bingkai kupu-kupu dan kalung. Harganya pun sangat terjangkau antara Rp50 ribu hingga Rp200 ribu.
sumber : fajar.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar