Nama Indonesia mendunia setelah memiliki satelit komunikasi
domestik dari Kennedy Space Center, Florida. Peresmian penggunaanya baru 17
Agustus 1976, bertepatan HUT Kemerdekaan RI ke-31. Pilihan membeli satelit
dianggap keputusan tepat saat itu karena Indonesia adalah negara kepulauan
terpanjang di dunia dengan penduduk 130 juta jiwa (terbesar kelima saat itu).
Teknologi satelit buatan Boeing
Satellite System ini identik dengan satelit Anik dan Westar milik Kanada
dan Amerika Serikat saat itu. Bahkan roket peluncurannya pun sama, yakni Delta
2914. Menariknya, pemerintah Indonesia baru memesannya awal Februari 1975,
berupa dua satelit (dengan Palapa-A2), satu pusat pengendali, dan Sembilan
stasiun bumi. Alhasil, Boeing hanya punya waktu 17 bulan, yang kabarnya menjadi
proyek tercepat yang pernah dikerjakan perusahaan di Chicago itu.
Satelit ini tingginya 3,5 m dan diameter 2 m. Beratnya saat
diluncurkan mencapai 574 kg, namun menjadi 297 kg di orbit. Palapa-A1 baru
berhenti beroperasi Mei 1985 atau hamper 2 tahun dari waktu yang seharusnya.
Sementara Palapa-A2 yang diluncurkan Maret 1977, baru berhenti Januari 1988
atau empat tahun dari masa operasi idealnya.